BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Salah satu masalah pembelajaran di pendidikan dasar dan menengah adalah
masih adanya pola pembelajaran yang sangat teoritis dan kurang bervareasi.
Kegiatan pembelajaran di kelas sering texbook
oriented dan kurang dikaitkan dengan
lingkungan dan situasi dimana siswa berada. Seringkali kegiatan kelas melalui
metode ceramah dan diikuti dengan latihan mengerjakan soal – soal atau
pemberian tugas rumah. Hal ini dapat membuat siswa sering merasa bosan dan
motivasi belajarnya menurun.
Untuk mengatasi masalah tersebut , perlu ada metode – metode pengajaran
yang bervareasi. Berdasarkan sejumlah literatur tentang kontruktivisme, Widodo
(2004) mengidentifikasi 5 hal penting yang berkaitan dengan pembelajaran: Pertama , pembelajar telah memiliki
pengetahuan awal.
Tidak
ada pembelajar yang otaknya benar – benar kosong. Pengetahuan awal yang
dimiliki pembelajar memainkan pengetahuan peran penting pada saat di belajar
tentang sesuatu hal yang ada kaitannya dengan apa yang dia ketahui.
Kedua, belajar merupakan proses pengkronstruksian
suatu pengetahuan berdasarkan pengetahusn yang telah dimiliki.
Ketiga, belajar adalah perubahan konsepsi
pembelajar.
Keempat, proses pengkronstruksian pengetahuan
berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu.
Kelima, pembelajar bertanggung jawab terhadap
proses pembelajaranya.
Kenyataan dalam pembelajaran di kelas
antaralain sebagai berikut:
1. Hasil belajar dan proses belajar dan mengajar
Ekonomi kurang sesuai dengan harapan guru.
- Ditandai dengan rendahnya motivasi belajar dan nilai dibawah standar (banyak siswa yang belum tuntas belajar => 71%).
- Perlu upaya guru untuk mencapai keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model Examples Non Examples.
- Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat memotivasi belajar siswa
Dengan
kondisi tersebut membuat peneliti ingin meneliti PEMBELAJARAN KOPERATIF MODEL
EXAMPLES NON EXAMPLES DALAM USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA
KELAS XII IPS 1 SMA N 1 BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
- Rumusan Masalah
1.
Apakah pembelajaran kooperatif model Examples Non
Examples dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi dalam materi Perusahaan
Dagang dan upaya pelestariannya kantin sehat pada siswa kelas XII IPS 1 SMA N 1 Babadan Ponorogo tahun ?
2.
Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa kelas XII
SMA N 1 Babadan Ponorogo pada mata pelajaran Ekonomi melalui penerapan pembelajaran
kooperatif model Examples non Examples ?
3.
Bagaimana perubahan sikap dan perilaku siswa Kelas XII
SMA N 1 Babadan Ponorogo dalam upaya pelestarian dan
pengelolaan lingkungan untuk menciptakan kantin sehat?
- Tujuan Penelitian
- Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII SMA N 1 Babadan Ponorogo pada mata pelajaran Ekonomi?
- Merubah sikap dan perilaku belajar (motivasi belajar ) siswa kelas XII SMA N 1 Babadan
D. Manfaat Penelitian
- Menciptakan situasi pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan.
- Memotivasi dan melatih siswa untuk lebih aktif sehingga dapat meningkat prestasi belajarnya.
- Memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran Ekonomi di SMAN 1 Babadan Ponorogo.
E. Kerangka pikir
Hasil belajar siswa yang
kurang memuaskan, untuk meningkatkan melalui penerapan pembelajaran kooperatif model
examples non examples.
F. Ruang lingkup penelitian
1) Penelitian
tindakan dilaksanakan di kelas XII IPS 1 SMA N 1 Babadan Ponorogo dengan
penerapan pembelajaran kooperatif model examples non examples.
2)
Penelitian dibatasi pada pokok bahasan keanekaragaman
makhluk hidup dan upaya pelestariannya, serta pengelolaan lingkungan untuk
mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
G. Hipotesis tindakan
Apabila diterapkan
pembelajaran kooperatif model examples non Examples maka prestasi belajar Ekonomi Siswa Kelas XII IPS
SMA N 1 Babadan Ponorogo meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila siswa diberi waktu yang
cukup dan diberi bimbingan belajar yang memadai untuk mempelajari materi yang
diberikan. Ditunjukan dengan semakin bermutunya kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik yang diketahui dari hasil pengukuran.
2. Pembelajaran Kooperatif
Cooperative
learning adalah suatu model pembelajaran dengan siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif terdiri dari 3-4 orang struktur kelompok yang bersifat
heterogen. Bercirikan:
a. Saling ketergantungan positif
b. Interaksi langsung (tatap muka)
c. Akuntabilitas individual dalam penilaian kelompok
d. Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keunggulan
Pembelajaran Kooperatif
a.
Memungkinkan para siswa saling belajar mengenal
sikap, ketrampilan & perilaku sosial
b.
Ketrampilan sosial dapat diajarkan dan langsung
dipraktekkan
c.
Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama
d.
Meningkatkan kemampuan memandang masalah &
situasi dalam perspektif yang berbeda
e.
Meningkatkan motivasi belajar intrinsik
f.
Meningkatkan pandangan siswa terhadap guru bukan
hanya sebagai penunjang keberhasilan akademik tapi juga sebagai pengembang
kepribadian yang sehat dan menyenangkan.
3. Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah Model pembelajaran yang menggunakan
contoh-contoh yang diambil dari kasus atau gambar yang relevan dengan
kompetensi dasar.
Keunggulannya:
a. Siswa diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya seoptimal mungkin
b. Siswa lebih kritis dalam
menganalisa gambar atau contoh
c. Siswa mengetahui aplikasi dari
materi yang berupa contoh atau gambar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi
penelitian :
SMA
N 1 Babadan. Alamat Jalan perikanan, Pondok, Babadan Ponorogo
2. Waktu
penelitian :
Bulan
April – Mei (semester genap) tahun 2016
B. Subjek penelitian
Siswa kelas XII IPS 1 SMA N 1 Babadan
Ponorogo, Jumlah siswa 24
C. Prosedur penelitian
1. Disain
penelitian
2. Data
dan cara pengumpulannya
·
Sumber data : Siswa, guru Ekonomi, peneliti.
·
Teknik pengumpulan data : Panduan observasi, panduan
wawancara, jurnal kegiatan siswa, tes pengukuran hasil belajar.
·
Instrumen pengumpulan data : Lembar Observasi, Soal
, Catatan lapangan, lembar
pengamatan, kamera, daftar nilai guru Ekonomi
3. Teknik analisis
data
Secara
kualitatif dan kuantitatif
D. Indikator Keberhasilan
Apabila
hasil belajar siswa dapat direduksi mencapai rata-rata 83% dari jumlah siswa yang mencapai daya serap
minimal 61%.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pratindakan
·
Sangat rendah 0
siswa (0%)
·
Rendah 4 siswa (17%)
·
Cukup 15 siswa (62%)
·
Baik 5 siswa (21%)
·
Sangat Baik
0 siswa (0%)
Grafik 1 Pratindakan
Rata-rata
kelas hanya mencapai 61,45
Batas
tuntas yaitu 75
2. Hasil Siklus I
a. Perencanaan
tindakan
o Mengadakan
pertemuan dengan guru untuk persiapan tindakan
o Menyusun RPP
- Menyusun LKS
- Menyusun soal tes
- Membuat lembar observasi
b. Pelaksanaan tindakan
Hasil belajar
siswa pada siklus I
§ Sangat Rendah 0 siswa (0%)
§ Rendah 5 siswa (21%)
§ Cukup
9 siswa (37%)
§ Baik
5 siswa (21%)
§ Sangat baik
5 siswa (21%)
Grafik 2 siklus I
Rata-rata kelas
pra tindakan 61,45
Rata-rata kelas siklus 1 69,20
Terjadi peningkatan 7,75
c. Observasi
Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan
model Examples non examples berlangsung. Berdasarkan hasil observasi diperoleh temuan: Guru sudah melaksanakan PBM sesuai RPP, Siswa mengerjakan
tugas kelompok, terdapat beberapa siswa yang masih bingung dengan beberapa
gambar Examples Non Examples,
ada beberapa siswa yang mendominasi kegiatan pembelajaran dan masih terdapat
siswa yang tidak mengerjakan tugas.
d. Refleksi
1.
Proses
pembelajaran sudah mencapai indikator keberhasilan dengan indikator adanya peningkatan hasil belajar siswa dari pre tes
ke pos tes.
2.
Siswa dapat memecahkan masalah yang ditugaskan oleh
guru.
3. Ada siswa yang masih bingung dengan beberapa gambar examples non examples dan tidak mengerjakan tugas.
4.
Ada beberapa siswa yang mendominasi kegiatan
pembelajaran.
3. Hasil
Siklus II
a.
Perencanaan
Perencanaan
pada siklus II, memperbaiki langkah-langkah pembelajaran dengan kegiatan
presentasi dan pembacaan kesimpulan hasil belajar serta memberikan motivasi agar siswa lebih aktif
dalam kegiatan diskusi.
b.
Pelaksanaan
Dalam siklus II dilakukan pembelajaran kooperatif
model Examples Non Examples yang lebih intensif dan terprogram, bahkan
beberapa kelompok mendapat bimbingan langsung guru Ekonomi untuk presentasi dengan baik, sehingga
pelaksanaannya lebih baik (efektif dan efisien).
Hasil belajar
siswa pada siklus II
·
Sangat rendah
0 siswa (0%)
·
Rendah
0 siswa (0%)
·
Cukup
0 siswa (0%)
·
Baik
4 siswa (17%)
·
Sangat baik
20 siswa (83%)
Rata-rata hasil
tes pra tindakan 61,45
Rata-rata hasil tes siklus I 69,20
Rata-rata hasil tes siklus II 83,86
Pada silkus II mengalami
peningkatan 22,40 atau 26,71 % dari
tes pra tindakan.
Sedangkan siklus II mengalami
peningkatan 14,65 atau 17,47 % dari siklus I.
Dengan demikian hipotesis 0 ditolak
dan gagal menolak hipotesis tindakan
c. Observasi
1)
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, kegiatan
presentasi berjalan lebih efektif.
2)
Siswa sangat antusias dalam kerja kelompok.
3)
Kegiatan presentasi menjadi lebih hidup dengan
banyaknya partisipasi siswa dalam kelas.
4)
Siswa
lebih tertib dalam mengikuti proses pembelajaran.
d.
Refleksi
Dari hasil
refleksi pada siklus II di peroleh
hasil:
1)
Pelaksanaan PBM Kooperatif model Examples Non
Examples berjalan lancar dan memenuhi target yang diinginkan.
2)
Terjadi peningkatan skor perolehan siswa sebesar 83,68 dan seluruh siswa tuntas belajar.
3)
Peningkatan hasil belajar siklus I dan siklus II
menunjukan peningkatan yang signifikan dan proses pembelajaran sudah berjalan
baik dan indikator keberhasilan sudah tercapai.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
Rekapitulasi hasil penelitian pratindakan, siklus I,
siklus II
Rata-rata kemampuan kelas pada pratindakan mencapai 61,45 termasuk kategori rendah. Setelah dilakukan
tindakan pada siklus I rata-rata kemampuan kelas mencapai 69,20 termasuk kategori
cukup, hasil ini sudah cukup menggembirakan. Kemudian setelah dilakukan tindakan
ulang dengan perbaikan pada siklus II rata-rata kemampuan kelas mencapai 83,86 termasuk kategori baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terjadi peningkatan belajar Ekonomi pada siswa
Pra
tindakan 61,45
Siklus
I 69,20
Siklus
II 83,86
Total
naik 22,40
Dari Pra tindakan ke siklus I mengalami kenaikan
7,75 kemudian dari siklus I ke siklus
II mengalami kenaikan 14,65.
2. Terjadi perubahan sikap siswa dalam mengikuti
pembelajaran biologi dengan metode Examples
Non Examples.
o
Bersemangat, percaya diri dan menyenangkan
o
Berani mengajukan pertanyaan
o
Berani menjawab pertanyaan dari guru
B. Saran
Untuk Siswa : Dapat
memanfaatkan pembelajaran kooperatif model Examples Non Examples dengan
baik.
Untuk Guru : Dapat
memberdayakan siswa dengan semangat dan menyenangkan.
Untuk Kepala sekolah : Dapat
meningkatkan profesionalisme.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati.,
dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan
Tinggi DEPDIKBUD.
Handojo,
Nurhajani. 2008. Mewujudkan Joyful Learning di Kelas, (Online) (http://www.radarsemarang.com/ diakses
tanggal 17 November 2008).
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., dan Ismono. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: UNESA.
Nurhadi,
Burhan. Y. Senduk, A.G. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Prayitno,
E. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Purwanti,
W.C. 2003. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Model STAD dalam Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas II SMUN I Lawang Tahun Ajaran
2003/2004. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sardiman,
A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung:
CV. Remadja.
Slameto. 2003. Belajar
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Styaningsih, Arya. 2008. Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 12 Malang Kelas XI IA,
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
Dalam Pokok Bahasan Sistem Indera Pada Manusia. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Subiyanto.
1988. Evaluasi Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Suciati
& Irawan. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: Pusat antar
Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen
Dikti Depdikbud.
Winkel,
W. S., 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.
Wirawan,
Haris. 2008. Penerapan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) dengan Metode Kooperatif Model Numbered Heads Together untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 5
Malang. Malang: Unuversitas Negeri Malang.
Yayan.
2008. Metode Pembelajaran, (Online) (http://creatif-education.blogspot.com/
diakses tanggal 17 Maret 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar