Kamis, 20 November 2014

pendapan nasional




PENDAPATAN NASIONAL


A.    DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL

            Pendapatan nasional merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
            Pendapatan nasional mengukur pendapatan agregat yang diterima oleh faktor – faktor produksi sebelum pajak (direct taxes) dan pembayaran transfer (transfer payments). Pendapatan nasional dapat diperoleh, produk domestik netto dikurangi pajak tidak langsung dan kewajiban bukan pajak, pembayaran transfer oleh perusahaan, ditambah subsidi pemerintah dan dikurangi lagi dengan surplus yang diperoleh perusahaan (BUMN).

B.     KONSEP PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
1.      GNP / PNB (Gross National Product / Pendapatan Nasional Bruto)
            Adalah hasil total barang dan jasa dalam kurun waktu satu tahun, produk ini dihasilkan oleh masyarakat. Dinilai dengan harga pasar, maksutnya diukur dengan ukuran uang. Produk Nasional Bruto merupakan ukuran pertama daripada hasil perekonomian. Perlu diperhatikan bahwa Produk Domestik Bruto itu tidak memperhatikan produksi milik Produk Nasional Bruto, dan angka dari penjumlahan
atau pengurangan PDB merupakan PNB.
            Jika pendapatan factor produksi luar negeri yang ada dalam perekonomian (PNB) disimbolkan PFLN sedang, factor produksi dalam negeri disimbolkan PFDN, maka menghitungnya:
PNB = PDB - PFLN + PFDN
            Selisih PFLN dan PFDN namanya pendapatan factor produksi neto, jadi bisa juga dilakukan penghitungan
PNB = PDB + PFPN
            Kalau PFPN negative artinya pembayaran factor produksi luar negeri Lebih Besar dari penerimaan balas jasa factor produksi domestic yang dipakai oleh perekonomian luar negeri. Ini membuat nilai Impor factor Produksi Lebih Besar dari nilai Ekspornya. Indonesia (Negara berkembang) merupakan Negara yang punya nilai PFPN negative. Makanya Negara berkembang PNB nya lebih kecil dari
PDB. Dari perhitungan pendapatan nasional itu kita dapat mengenal istilah-istilah mengenai GNP menurut harga berlakunya :
v  Pendapatan nasional bruto nominal (GNP at market price)
            Pendapatan nasional bruto nominal (GNP at market price) adalah produk
domestic bruto yang dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku pada tahun yang bersangkutan. Artinya GNP nominal mengukur suatu output pada suatu periode yang terdapat didalamnya dan dinilai menurut harga pasar yang berlaku pada tahun itu juga. Pendapatan nasional nominal ini belum disesuaikan dengan perubahan yang terjadi pada tingkat harga atau inflasi, oleh karena itu GNP nominal sering disebut sebagai produk domestik yang belum tersesuaikan (unadjusted GDP). Market GNP adalah istilah untuk GNP at market price atau GNP at current price. Selain itu kita mengenal GNP menurut harga yang berlaku, ini disebut juga nominal GNP atau money GNP.


v  Pendapatan nasional bruto riil (real GNP)
            Pendapatan nasional bruto riil ini adalah sebutan lain dari GNP at price atau constant GNP atau deflated GNP, yakni GNP menurut harga konstan. Pendapatan nasional bruto riil adalah pendapatan yang diukur dan dihitung berdasarkan harga konstan dengan tingkat harga yang berlaku pada tahun dasar. Dengan kata lain bahwa pendapatan nasional bruto riil ini telah disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam tingkat harga atau tingkat inflasi dan oleh karena itu sering disebut produk domestic yang tersesuaikan (adjusted GDP).
Cara kita menghitung GNP nominal dan GNP riil :
GNP nominal  =  GNP riil * GNP Deflator
GNP Deflator  =  {GNP Nominal} *100
          {GNP rill}
GNP Rill  =    {GDP Nominal}  *100
               {GDP Deflator}

            Selain GNP deflator dikenal pula dengan IHK (indeks harga konsumen). IHK dan indeks harga produsen ini sering digunakan dalam perhitungan inflasi. IHK adalah indeks harga yang mengukur biaya pembelian sekelompok tetap barang dan jasa yang mempresentasikan pembelian konsumen kota2. Sedangkan yang dimaksud dengan indeks harga produsen adalah indeks harga yang pada dasarnya mengukur pada biaya sekelompok barang. Bedanya IHK terletak pada cangkupannya, dimana dalam IHP juga dimasukkan bahan baku dan barang setengah jadi. Selain itu perbedaan IHP juga dilihat dari desain untuk mengukur harga pada tahapan awal dari system distribusi. Sementara IHK mengukur pada harga dimana rumahtangga kota melakukan pengeluaran yaitu ditingkat eceran.
1)      Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB Sampai batas-batas tertentu,angka PDB per kapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu Negara. Nilai PDB suatu peride tertentu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga yang di produksi dengan jumlah barang yang di hasilkan. Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antarnegara, ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan yaitu :
  • Jumlah dan komposisi penduduk
  • Jumlah dan struktur kesempatan kerja
  • Faktor-faktor ekonomi
  • Penghitungan PDB dan kegiatan-kegiatan ekonomi tak tercatat statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian Negara.
2)      Manfaat dan keterbatasan perhitungan PDB yang mencakup pembahasan ini adalah :
·      Perhitungan PDB dan analisis kemakmuran, perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran sutu Negara dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk.
·      perhitungan PDB dan masalah kesejahteraan social, perhitungan PDB maupun PDB per kapita juga dapat di gunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan social suatu masyrakat.
·      PDB per kapita dan masalah produktivitas
2.      GDP / PDB (Gross Domestic Product / Produk Domestik Bruto)
            Produk domestik bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto atau kotor.
            Penggunaan produk domestik bruto ( PDB ) untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dilakukan oleh semua negara di dunia (termasuk Indonesia ). PDB Indonesia, merupakan nilai tambah yang dihitung bedasarkan seluruh aktivitas ekonomi tanpa membedakan pemiliknya ( dilakukan oleh warga negara Indonesia dan warga negara asing ), sejauh proses produksinya dilakukan di Indonesia, nilai tambah yang diperoleh merupakan PDB Indonesia, sehingga pertumbuhan tersebut sebenarnya semu, karena tambah adalah milik warga negara asing yaitu nilai tambah dari aktivitas ekonomi yang menggunakan faktor produksi ( modal dan tenaga kerja ) milik asing, seperti lembaga keuangan/perbankan, jasa komunikasi,
eksplorasi tambang, dan aktivitas ekonomi lainnya.
            Pengeluaran-pengeluaran dalam penggunaan produk domestik bruto yaitu :
a)      Konsumsi rumah tangga
            Nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah tangga.
            Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, membeli pakaian, membiayai jasa pengangkutan membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraaan. Barang – barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya dan perbelanjaan tersebut dinamakan konsumsi. Kegiatan
rumah tangga untuk membali rumah diolonkan sebagai investasi.
b)     Pengeluaran pemerintah
            Pembelian pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah. Konsumsi pemerintah adalah pembelian atas barang dan jasa yang akan dikonsumsikan, seperti membayar gaji guru sekolah, membali alat – alat tulis dan kertas untuk digunakan serta membeli bensin untuk kendaraan pemerintah.
            Sedangkan investasi pemerintah adalah pengeluaran untuk membangun prasarana seperti jalan, sekolah, rumah sakit dan irigasi.
c)      Pembentukan modal tetap sektor swasta
            Pembentukan modal tetap sektor swasta atau yang lebih dinyatakan sebagai investasi, pada hakikatnya berarti pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikan produksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Membangun gedung perkantoran, mendirikan bangunan industri, membeli alat – alat memproduksi adalah beberapa bentuk pengeluaran yang tergolong sebagai investasi.

d)     Ekspor neto
            Ekspor neto adalah nilai ekspor yang dilakukan sesuatu negara dalam satu tahun tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama. Ekpor suatu negara, seluruh atau sebagian dari nilainya, merupakan barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri.
3.      NNP / PNN (Net National Product / Produk Nasional Neto)
            Untuk memproduksi barang dan jasa dibutuhkan yang namanya barang modal, karena itu dunia usaha harus dapat melakukan investasi agar dapat memproduksi, tujuan dari investasi itu sendiri adalah menggantikan alat-alat modal yang sudah usang. Untuk mendapatkan data yang baik dalam penghitungan Produk Nasional Neto adalah investasi bruto dikurangi dengan Depresiasi (penyusutan).
PNN = PNB – Depresiasi

4.      NI / PN (National Income / Pendapatan Nasional)
            Pendapatan Nasional (National Income, NI) adalah pendapatan agregat yang diperoleh oleh faktor – faktor produksi dimana Produk Nasional Neto dikurangi Pajak. Pajak terbagi dalam 2 bagian, yaitu :
·       Pajak Langsung : Pajak yang pembayarannya dilakukan oleh wajib pajak secara langsung. Contoh : Pajak Pendapatan, PBB, dll.
·       Pajak Tidak Langsung : Pajak yang pembayarannya dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Rokok, Pajak tontonan, dll.

5.      DI / PD (Disposible Income / Pendapatan Disposibel)
            Pendapatan disposibel (Disposable Income, DI) adalah jumlah pendapatan yang secara aktual tersedia bagi rumah tangga yang siap untuk dibelanjakan atau digunakan. Pendapatan disposible diperoleh dengan cara pendapatan nasional dikurangi pajak perorangan (personal taxes) dan kewajiban – kewajiban bukan pajak (nontaxes liabilities). Termasuk pajak perorangan adalah pajak pendapata, estate and gift, dan pajak – pajak kekeyaan perorangan. Sedangkan kewajiban bukan pajak antara lain, passport fess, fines and pinalties, dan donations.
Rumus : PNN – Pajak Langsung
C.    PENDEKATAN PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
1.      Pendekatan Produksi (Product Approach)
            Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) semua barang dan jasa yang diproduksi tiap proses produksi di suatu negara dalam satu tahun.
Y = Σ Pi Qi

Dimana :                                    
Y = Pendapatan Nasional
Pi = Harga Jual Produk (Output)
Qi = Faktor Produksi (Input)

2.      Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
            Dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran atau expenditure dari masing – masing sektor perekonomian, yaitu :
1) Pengeluaran konsumsi (C), meliputi semua pengeluaran rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga swasta bukan perusahaan untuk membeli barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan.
2) Pengeluaran investasi (I), meliputi semua pengeluaran domestik (dalam negeri) yang dilakukan oleh swasta untuk mendirikan bangunan, mesin – mesin, perlengkapan, dan jumlah persediaan perusahaan.
3) Pengeluaran pembelian pemerintah (G), meliputi pembayaran pensiun, bea siswa, subsidi dalam berbagai bentuk dan transfer pemerintah.
4) Ekspor netto (X – M), meliputi keseluruhan jumlah barang dan jasa yang diekspor dan diimpor. Jika ekspor lebih besar dari impor maka ekspor netto bertanda positif (+), juga sebaliknya.
Y = C + I + G + (X-M)


3.      Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
            Dalam pendekatan ini, pendapatan nasional diperoleh dari penjumlahan pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang disumbangkan kepada rumah tangga produsen selama satu tahun, yang terdiri dari :
·         Sewa tanah/alami (rent income) = r
·         Upah (wage and salary income) = w
·         Bunga (interest income) = i
·         Laba usaha (profit income) = p
Y = r + w + i - p


D.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NASIONAL
1)    “Permintaan dan penawaran agregat” yaitu Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
2)    “Konsumsi dan tabungan” yaitu Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
3)    “Investasi” yaitu Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

r



Tidak ada komentar:

Posting Komentar